Serbia mendapat teguran keras dari UEFA terkait kerusuhan yang pernah dilakukan suporter asal negara itu. Jika terulang lagi, timnas Serbia dan klub-klub asal negaranya diancam hukuman berat.
Bulan Oktober lalu, para pendukung Serbia berulah saat timnas negaranya dijamu Italia dalam sebuah laga kualifikasi Piala Eropa 2012.
Sebelum pertandingan dimulai saja, para fans tim tamu sudah bikin masalah sehingga laga pun tertunda 35 menit. Kerusuhan lantas kembali terjadi di dalam laga, memaksa wasit menghentikan pertandingan.
Dalam sebuah pertemuan, Presiden UEFA Michel Platini pun mengingatkan Presiden Serbia Boris Tadic agar para pendukung timnas sepakbola negaranya tidak lagi berulah jika tidak mau dihukum berat.
"Michel Platini bilang kepada Presiden Serbia, bahwa adalah wewenang UEFA untuk mengeluarkan timnas dan klub-klub asal negara Serbia dari seluruh kompetisi Eropa, jika para hooligans tetap bertindak kasar bak kriminal," terang sebuah pernyataan yang dikutip Reuters.
READ MORE - Platini Ancam Serbia Keluarkan dari Kualifikasi Euro
Bulan Oktober lalu, para pendukung Serbia berulah saat timnas negaranya dijamu Italia dalam sebuah laga kualifikasi Piala Eropa 2012.
Sebelum pertandingan dimulai saja, para fans tim tamu sudah bikin masalah sehingga laga pun tertunda 35 menit. Kerusuhan lantas kembali terjadi di dalam laga, memaksa wasit menghentikan pertandingan.
Dalam sebuah pertemuan, Presiden UEFA Michel Platini pun mengingatkan Presiden Serbia Boris Tadic agar para pendukung timnas sepakbola negaranya tidak lagi berulah jika tidak mau dihukum berat.
"Michel Platini bilang kepada Presiden Serbia, bahwa adalah wewenang UEFA untuk mengeluarkan timnas dan klub-klub asal negara Serbia dari seluruh kompetisi Eropa, jika para hooligans tetap bertindak kasar bak kriminal," terang sebuah pernyataan yang dikutip Reuters.
Label: Berita Dunia
Akibat melancarkan tendangan kung-fu kepada seorang penonton, Eric Cantona pernah terhukum lama. Walaupun kejadian itu mencoreng namanya, Cantona tidak menyesalinya.
Pada tahun 1995, Cantona melepaskan tendangan kepada Matthew Simmons, seorang pendukung Crystal Palace. Akibatnya, Cantona diskors delapan bulan dan didenda 20 ribu poundsterling.
Alih-alih menyesal, Cantona justru merasa lega telah melakukan tendangan itu. Malah, mantan pemain Manchester United itu merasa kalau aksinya justru menyenangkan para pendukungnya.
"Saya pikir mungkin itu seperti mimpi buat beberapa pendukung saya," ujar Cantona kepada BBC.
"Anda tahu, kadang kita harus menendang beberapa fans seperti itu," imbuh pria Prancis itu merujuk kepada Simmons yang dituduhnya telah mengatakan sesuatu yang bernada ancaman.
"Saya melakukannya buat mereka (para fans). Jadi, mereka senang. Itu seperti sebuah pembebasan mereka," kata Cantona yang bagi fans MU dianggap sebagai pemain terbesar itu.
READ MORE - Eric Cantona tak Menyesal
Pada tahun 1995, Cantona melepaskan tendangan kepada Matthew Simmons, seorang pendukung Crystal Palace. Akibatnya, Cantona diskors delapan bulan dan didenda 20 ribu poundsterling.
Alih-alih menyesal, Cantona justru merasa lega telah melakukan tendangan itu. Malah, mantan pemain Manchester United itu merasa kalau aksinya justru menyenangkan para pendukungnya.
"Saya pikir mungkin itu seperti mimpi buat beberapa pendukung saya," ujar Cantona kepada BBC.
"Anda tahu, kadang kita harus menendang beberapa fans seperti itu," imbuh pria Prancis itu merujuk kepada Simmons yang dituduhnya telah mengatakan sesuatu yang bernada ancaman.
"Saya melakukannya buat mereka (para fans). Jadi, mereka senang. Itu seperti sebuah pembebasan mereka," kata Cantona yang bagi fans MU dianggap sebagai pemain terbesar itu.
Label: Berita Dunia
Eric Cantona dan Pele memaparkan pendapat masing-masih soal penggunaan teknologi dalam sepakbola. Hasilnya, keduanya ternyata memiliki pandangan yang berbeda.
Cantona dan Pele bertemu di Singapura dalam acara US-Asia Pacific Regional Summit yang sekaligus menjadi bagian dari Tur Asia New York Cosmos 2011. Dalam sebuah sesi tanya-jawab, keduanya pun menjawab soal penggunaan teknologi itu.
Penggunaan teknologi dalam sepakbola memang ramai dibicarakan dalam beberapa tahun belakangan. Ada yang mengusulkan penggunaan kamera di dalam gawang untuk melihat melalui video siaran ulang apakah sebuah bola sudah melewati garis gawang atau belum. Di sisi lain, ada juga usul untuk memasang chip di dalam bola itu sendiri.
Tahun lalu, wacana untuk menggunakan kamera di dalam gawang makin ramai diperbincangkan setelah terjadi insiden gol Frank Lampard ketika Inggris menghadapi Jerman di Piala Dunia 2010. Bola tendangan Lampard sudah melewati garis gawang. Seharusnya Inggris mendapatkan gol, tapi kemudian dianulir oleh wasit Jorge Larrionda.
Inggris sempat meradang. Mereka mengatakan, andai gol Lampard disahkan, momentum pertandingan bisa berubah. Ujung-ujungnya, mungkin saja mereka tidak akan kalah 1-4.
Cantona pun setuju dengan penggunaan teknologi dalam sepakbola. Memakai kamera supaya bisa melihat hasil siaran ulang sebuah kejadian bisa berdampak besar pada sebuah hasil pertandingan sekaligus meminimalisir keputusan-keputusan yang tidak tepat.
Tak hanya untuk melihat bola melewati garis gawang, teknologi siaran ulang juga bisa mendeteksi apakah seorang pemain sudah terperangkap offside atau belum. Permasalahan peraturan offside juga bisa menjadi masalah, apalagi jika seorang pemain mencetak gol dari posisi yang salah itu, namun kemudian gol disahkan.
"Setiap pertandingan setidaknya memiliki satu atau dua keputusan mengenai offside yang salah. Di sinilah video siaran ulang membantu. Demi kebaikan permainan ini. Video bisa membantu melihat apakah sebuah keputusan sudah tepat atau tidak," ujar legenda Manchester United ini di ESPN Star.
"Kebanyakan tim bermain defensif, tapi penggunaan teknologi ini akan membuat pertandingan kembali menjadi lebih terbuka."
"Tak banyak orang membicarakan soal teknologi, tapi ini bisa membantu wasit untuk lepas dari sedikit tekanan," tukasnya.
Tapi, Pele punya pendapat yang berbeda. Legenda asal Brasil ini menyebut, sepakbola tak sama seperti olahraga lainnya seperti tenis atau Formula 1. Sepakbola adlaah olahraga yang lebih alami dan sulit untuk menerapkan teknologi di dalamnya.
"Beberapa hal sulit untuk diterapkan di dalam sepakbola. Penggunaan teknologi terbaru untuk tenis dan Formula 1 lebih mudah. Sementara sepakbola berbeda," ucapnya.
"Mereka ingin memasukkan chip ke dalam bola sepak. Tetapi ketika bola ditangkap oleh kiper, chip-nya akan rusak," lanjutnya lagi.
Pele pun menawarkan solusi yang juga lebih "alami". Satu wasit lagi di dekat gawang, menurutnya, sudah cukup untuk mendeteksi apakah sebuah gol sah atau tidak.
"Pendapat saya, lebih baik menaruh satu wasit di belakang gawang. Dia tak berlari ke mana-mana, dia terus berada di sana."
READ MORE - Pendapat Cantona dan Pele Tentang Teknologi Sepakbola
Cantona dan Pele bertemu di Singapura dalam acara US-Asia Pacific Regional Summit yang sekaligus menjadi bagian dari Tur Asia New York Cosmos 2011. Dalam sebuah sesi tanya-jawab, keduanya pun menjawab soal penggunaan teknologi itu.
Penggunaan teknologi dalam sepakbola memang ramai dibicarakan dalam beberapa tahun belakangan. Ada yang mengusulkan penggunaan kamera di dalam gawang untuk melihat melalui video siaran ulang apakah sebuah bola sudah melewati garis gawang atau belum. Di sisi lain, ada juga usul untuk memasang chip di dalam bola itu sendiri.
Tahun lalu, wacana untuk menggunakan kamera di dalam gawang makin ramai diperbincangkan setelah terjadi insiden gol Frank Lampard ketika Inggris menghadapi Jerman di Piala Dunia 2010. Bola tendangan Lampard sudah melewati garis gawang. Seharusnya Inggris mendapatkan gol, tapi kemudian dianulir oleh wasit Jorge Larrionda.
Inggris sempat meradang. Mereka mengatakan, andai gol Lampard disahkan, momentum pertandingan bisa berubah. Ujung-ujungnya, mungkin saja mereka tidak akan kalah 1-4.
Cantona pun setuju dengan penggunaan teknologi dalam sepakbola. Memakai kamera supaya bisa melihat hasil siaran ulang sebuah kejadian bisa berdampak besar pada sebuah hasil pertandingan sekaligus meminimalisir keputusan-keputusan yang tidak tepat.
Tak hanya untuk melihat bola melewati garis gawang, teknologi siaran ulang juga bisa mendeteksi apakah seorang pemain sudah terperangkap offside atau belum. Permasalahan peraturan offside juga bisa menjadi masalah, apalagi jika seorang pemain mencetak gol dari posisi yang salah itu, namun kemudian gol disahkan.
"Setiap pertandingan setidaknya memiliki satu atau dua keputusan mengenai offside yang salah. Di sinilah video siaran ulang membantu. Demi kebaikan permainan ini. Video bisa membantu melihat apakah sebuah keputusan sudah tepat atau tidak," ujar legenda Manchester United ini di ESPN Star.
"Kebanyakan tim bermain defensif, tapi penggunaan teknologi ini akan membuat pertandingan kembali menjadi lebih terbuka."
"Tak banyak orang membicarakan soal teknologi, tapi ini bisa membantu wasit untuk lepas dari sedikit tekanan," tukasnya.
Tapi, Pele punya pendapat yang berbeda. Legenda asal Brasil ini menyebut, sepakbola tak sama seperti olahraga lainnya seperti tenis atau Formula 1. Sepakbola adlaah olahraga yang lebih alami dan sulit untuk menerapkan teknologi di dalamnya.
"Beberapa hal sulit untuk diterapkan di dalam sepakbola. Penggunaan teknologi terbaru untuk tenis dan Formula 1 lebih mudah. Sementara sepakbola berbeda," ucapnya.
"Mereka ingin memasukkan chip ke dalam bola sepak. Tetapi ketika bola ditangkap oleh kiper, chip-nya akan rusak," lanjutnya lagi.
Pele pun menawarkan solusi yang juga lebih "alami". Satu wasit lagi di dekat gawang, menurutnya, sudah cukup untuk mendeteksi apakah sebuah gol sah atau tidak.
"Pendapat saya, lebih baik menaruh satu wasit di belakang gawang. Dia tak berlari ke mana-mana, dia terus berada di sana."
Label: Berita Dunia
Pembagian jumlah kontestan Piala Dunia 2014 dipastikan tak mengalami perubahan. FIFA memastikan enam konfederasi dapat jatah kelolosan yang sama seperti Piala Dunia 2010 dan 2006.
Untuk gelaran Piala Dunia 2014 di Brasil CONCACAF sebelumnya sudah mengajukan permintaan agar jatah mereka ditambah. Namun dalam sidang yang rampung digelar Kamis (4/3/2011) waktu setempat, organisasi pimpinan Sepp Blatter itu tetap mengalokasikan 3,5 tiket buat CONCACAF.
Secara keseluruhan tak ada perubahan dalam pembagian jatah kontestan Piala Dunia 2014. Eropa (UEFA) masih mendapat bagian terbanyak dengan 13 negara, Afrika (CAF) lima negara, Asia (AFC) 4,5, CONCACAF 3,5, dan Oceania (OFC) 0,5. Sementara Amerika Selatan (CONMEBOL) kebagian 4,5 tempat, di luar Brasil yang otomatis lolos sebagai tuan rumah.
Jatah 'setengah', yang dimiliki AFC, CONCACAF, OFC dan CONMEBOL berarti ada negara di bawah konfederasi mereka yang berpeluang lolos melalui jalur playoff. Playoff akan mempertemukan negara dari konfederasi yang berbeda.
Perubahan dibuat FIFA terkait laga playoff. Jika sebelumnya sudah ditentukan lawan yang akan dihadapi oleh masing-masing konfederasi, maka untuk Piala Dunia 2014 lawan yang akan dihadapi oleh mereka yang lolos ke playoff akan ditentukan kemudian melaui pengundian.
Hal ini dilakukan untuk menghindari ketimpangan seperti yang dialami Costa Rica saat kalah playoff menghadapi Uruguay dalam perebutan tiket ke Piala Dunia 2010.
"CONCACAF tak puas, tapi mereka harus mengakui kalau mayoritas komite eksekutif ingin mempertahankan pendistribusian yang kami lakukan sejak 2006. Karena CONCACAF tak mau menjalani playoff menghadapi (wakil) Amerika Selatan, diputuskan bahwa akan ada pengundian untuk playoff," demikian pernyataan Sepp Blatter seperti dikutip dari Reuters.
READ MORE - FIFA tak Ubah Jatah Kontestan Antar Benua
Untuk gelaran Piala Dunia 2014 di Brasil CONCACAF sebelumnya sudah mengajukan permintaan agar jatah mereka ditambah. Namun dalam sidang yang rampung digelar Kamis (4/3/2011) waktu setempat, organisasi pimpinan Sepp Blatter itu tetap mengalokasikan 3,5 tiket buat CONCACAF.
Secara keseluruhan tak ada perubahan dalam pembagian jatah kontestan Piala Dunia 2014. Eropa (UEFA) masih mendapat bagian terbanyak dengan 13 negara, Afrika (CAF) lima negara, Asia (AFC) 4,5, CONCACAF 3,5, dan Oceania (OFC) 0,5. Sementara Amerika Selatan (CONMEBOL) kebagian 4,5 tempat, di luar Brasil yang otomatis lolos sebagai tuan rumah.
Jatah 'setengah', yang dimiliki AFC, CONCACAF, OFC dan CONMEBOL berarti ada negara di bawah konfederasi mereka yang berpeluang lolos melalui jalur playoff. Playoff akan mempertemukan negara dari konfederasi yang berbeda.
Perubahan dibuat FIFA terkait laga playoff. Jika sebelumnya sudah ditentukan lawan yang akan dihadapi oleh masing-masing konfederasi, maka untuk Piala Dunia 2014 lawan yang akan dihadapi oleh mereka yang lolos ke playoff akan ditentukan kemudian melaui pengundian.
Hal ini dilakukan untuk menghindari ketimpangan seperti yang dialami Costa Rica saat kalah playoff menghadapi Uruguay dalam perebutan tiket ke Piala Dunia 2010.
"CONCACAF tak puas, tapi mereka harus mengakui kalau mayoritas komite eksekutif ingin mempertahankan pendistribusian yang kami lakukan sejak 2006. Karena CONCACAF tak mau menjalani playoff menghadapi (wakil) Amerika Selatan, diputuskan bahwa akan ada pengundian untuk playoff," demikian pernyataan Sepp Blatter seperti dikutip dari Reuters.
Label: Berita Dunia
Wolfsburg meraih kemenangan 2-1 atas Borussia Monchengladbach dalam lanjutan Bundesliga. Dalam laga ini, Diego jadi bintang kemenangan Die Wölfe lewat dua gol yang dicetaknya.
Bertanding di Volkswagen Arena, Sabtu (26/2/2011) dinihari WIB, tim tuan rumah berpeluang unggul di menit ke-29 saat mereka mendapat hadiah penalti. Penalti diberikan setelah Juan Arango menjatuhkan Sascha Riether di area terlarang. Sial bagi Wolfsburg, eksekusi yang dilakukan oleh Diego melambung.
Diego menebus kesalahannya tujuh menit kemudian. Berawal dari umpan Riether, tembakan kaki kanannya dari dalam kotak penalti menembus gawang tim tamu yang dikawal Logan Bailly.
Wolfsburg menggandakan keunggulannya di penghujung babak pertama. Kembali Diego mencatatkan namanya di papan skor. Tendangan bebas gelandang asal Brasil itu bersarang di pojok kiri bawah gawang Bailly.
Tim tamu memperkecil ketertinggalannya lewat penalti Filip Daems menit ke-74. Penalti ini disebabkan oleh pelanggaran Jan Polak kepada Martin Stranzl. Skor 2-1 untuk Wolfsburg bertahan hingga peluit panjang berbunyi.
Kemenangan ini mengangkat posisi Wolfsburg ke peringkat ke-13 klasemen sementara dengan 26 poin dari 24 partai. Sementara Monchengladbach masih terbenam di posisi juru kunci dengan 19 poin.
READ MORE - Diego Menangkan Wolfsburg
Bertanding di Volkswagen Arena, Sabtu (26/2/2011) dinihari WIB, tim tuan rumah berpeluang unggul di menit ke-29 saat mereka mendapat hadiah penalti. Penalti diberikan setelah Juan Arango menjatuhkan Sascha Riether di area terlarang. Sial bagi Wolfsburg, eksekusi yang dilakukan oleh Diego melambung.
Diego menebus kesalahannya tujuh menit kemudian. Berawal dari umpan Riether, tembakan kaki kanannya dari dalam kotak penalti menembus gawang tim tamu yang dikawal Logan Bailly.
Wolfsburg menggandakan keunggulannya di penghujung babak pertama. Kembali Diego mencatatkan namanya di papan skor. Tendangan bebas gelandang asal Brasil itu bersarang di pojok kiri bawah gawang Bailly.
Tim tamu memperkecil ketertinggalannya lewat penalti Filip Daems menit ke-74. Penalti ini disebabkan oleh pelanggaran Jan Polak kepada Martin Stranzl. Skor 2-1 untuk Wolfsburg bertahan hingga peluit panjang berbunyi.
Kemenangan ini mengangkat posisi Wolfsburg ke peringkat ke-13 klasemen sementara dengan 26 poin dari 24 partai. Sementara Monchengladbach masih terbenam di posisi juru kunci dengan 19 poin.
Label: Liga Jerman
Gol tunggal Raul Gonzales sudah cukup buat Schalke 04 mengungguli Bayern Muenchen 1-0 di semifinal Piala Jerman. The Royal Blues pun berhak atas tiket laga puncak.
Walau bermain di kandang Muenchen, Stadion Allianz Arena, Kamis (3/3/2011) dinihari WIB, Schalke tetap sanggup memetik kemenangan, terima kasih kepada gol Raul di menit 15.
Kemenangan ini membuat Schalke melaju ke laga final dan bakal berhadapan dengan MSV Duisburg, 21 Mei mendatang. Kans Raul dkk buat jadi juara cukup terbuka karena Duisburg berasal dari Divisi 2 Bundesliga.
Sementara bagi Bayern, kekalahan ini memupus asa mereka untuk merebut gelar juara di kompetisi lokal. Di Bundesliga, FC Hollywood sudah sangat sulit juara karena tertinggal 16 angka dari Borussia Dortmund yang bercokol di posisi teratas.
Jalannya pertandingan
Masih 'pagi', tepatnya di menit kedua, Bayern sudah mengancam. Menguasai bola di dalam kotak penalti, Mario Gomez melepaskan tendangan yang masih bisa ditepis kiper Schalke, Manuel Neuer.
Schalke kemudian sukses mencuri gol di menit 15. Dari tendangan sudut Jefferson Farfan, bola diteruskan dengan kepala oleh Benedikt Hoewedes ke arah Raul yang dengan mudah menyorongkan bola masuk gawang Bayern dengan kepala.
Tertinggal satu gol, Bayern menaikkan tempo permainan dan mulai mengurung pertahanan Schalke yang akhirnya dipaksa bermain keras dan cuma bisa mengintip peluang melalui serangan balik.
Namun, serangan balik Schalke pun tetap berbahaya. Seperti di menit 36 ketika sebuah umpan silang yang melanjutkan sebuah korner bisa ditanduk Hoewedes, tetapi disapu Thomas Mueller di garis gawang Bayern.
Dua menit babak kedua berjalan, Bayern nyaris menyamakan kedudukan. Dari sayap kanan, Philipp Lahm mengirim bola ke Bastian Schweinsteiger yang lantas menendang. Gol gagal tercipta karena Neuer tangkas menepisnya.
Di menit 76, Schalke lagi-lagi nyaris menyarangkan gol kedua. Bermula dari salah paham dua pemain Bayern, kiper Thomas Kraft dan bek Luiz Gustavo, bola disepak Farfan, tetapi arahnya melambung.
Hingga marka 90 menit terlewati dan peluit panjang dibunyikan wasit, tidak ada gol tambahan tercipta.
Susunan pemain
Bayern: Kraft; Lahm, Tymoshchuk (Kroos 59), Breno, Luiz Gustavo (Van Buyten 82); Schweinsteiger, Pranjic; Robben, Mueller (Klose 78), Ribery; Gomez
Schalke: Neuer; Uchida, Hoewedes, Metzelder, Sarpei (Schmitz 82); Kluge, Matip, Annan (Papadopoulos 89); Farfan, Jurado (Draxler 61); Raul
READ MORE - Raul Antar Schalke ke Final
Walau bermain di kandang Muenchen, Stadion Allianz Arena, Kamis (3/3/2011) dinihari WIB, Schalke tetap sanggup memetik kemenangan, terima kasih kepada gol Raul di menit 15.
Kemenangan ini membuat Schalke melaju ke laga final dan bakal berhadapan dengan MSV Duisburg, 21 Mei mendatang. Kans Raul dkk buat jadi juara cukup terbuka karena Duisburg berasal dari Divisi 2 Bundesliga.
Sementara bagi Bayern, kekalahan ini memupus asa mereka untuk merebut gelar juara di kompetisi lokal. Di Bundesliga, FC Hollywood sudah sangat sulit juara karena tertinggal 16 angka dari Borussia Dortmund yang bercokol di posisi teratas.
Jalannya pertandingan
Masih 'pagi', tepatnya di menit kedua, Bayern sudah mengancam. Menguasai bola di dalam kotak penalti, Mario Gomez melepaskan tendangan yang masih bisa ditepis kiper Schalke, Manuel Neuer.
Schalke kemudian sukses mencuri gol di menit 15. Dari tendangan sudut Jefferson Farfan, bola diteruskan dengan kepala oleh Benedikt Hoewedes ke arah Raul yang dengan mudah menyorongkan bola masuk gawang Bayern dengan kepala.
Tertinggal satu gol, Bayern menaikkan tempo permainan dan mulai mengurung pertahanan Schalke yang akhirnya dipaksa bermain keras dan cuma bisa mengintip peluang melalui serangan balik.
Namun, serangan balik Schalke pun tetap berbahaya. Seperti di menit 36 ketika sebuah umpan silang yang melanjutkan sebuah korner bisa ditanduk Hoewedes, tetapi disapu Thomas Mueller di garis gawang Bayern.
Dua menit babak kedua berjalan, Bayern nyaris menyamakan kedudukan. Dari sayap kanan, Philipp Lahm mengirim bola ke Bastian Schweinsteiger yang lantas menendang. Gol gagal tercipta karena Neuer tangkas menepisnya.
Di menit 76, Schalke lagi-lagi nyaris menyarangkan gol kedua. Bermula dari salah paham dua pemain Bayern, kiper Thomas Kraft dan bek Luiz Gustavo, bola disepak Farfan, tetapi arahnya melambung.
Hingga marka 90 menit terlewati dan peluit panjang dibunyikan wasit, tidak ada gol tambahan tercipta.
Susunan pemain
Bayern: Kraft; Lahm, Tymoshchuk (Kroos 59), Breno, Luiz Gustavo (Van Buyten 82); Schweinsteiger, Pranjic; Robben, Mueller (Klose 78), Ribery; Gomez
Schalke: Neuer; Uchida, Hoewedes, Metzelder, Sarpei (Schmitz 82); Kluge, Matip, Annan (Papadopoulos 89); Farfan, Jurado (Draxler 61); Raul
Label: Liga Jerman
Laju Borussia Dortmund tidak dapat ditahan oleh FC Koeln. Kemenangan 1-0 Dortmund atas Koeln membuat Die Schwarzgelben (Kuning-Hitam) kini memimpin Bundesliga dengan sellisih 15 poin.
Bertanding di kandang sendiri, Signal Iduna Park, Sabtu (5/3/2011) dinihari WIB, Dortmund harus berterima kasih kepada Robert Lewandowski yang menjadi pencetak gol tunggal dalam pertandingan itu.
Kemenangan atas Koeln membuat Dortmund kini mengumpulkan 61 angka dari 25 pertandingan. Tim arahan Juergen Klopp itu unggul 15 poin atas tim peringkat kedua, Bayern Leverkusen, yang baru bermain 24 kali.
Jalannya pertandingan
Dortmund memegang kendali permainan dari awal, tetapi mereka harus meladeni pertahanan Koeln yang kokoh. Di menit 10, tendangan bebas Neven Subotic ditepis kiper lawan, Michael Rensing.
Delapan menit kemudian, Dortmund harus melihat sebuah peluang emas kembali gagal jadi gol. Kali ini, bola kiriman Sven Bender disepak oleh Lucas Barrios, tetapi bola disapu di garis gawang Koeln.
Namun ketangguhan barisan belakang Koeln rontok juga di menit 44. Kali ini, tendangan pelan Lewandowski dari dalam kotak penalti sukses merobek jala gawang Rensing.
Koeln harus berterima kasih kepada Rensing untuk tidak kebobolan lagi. Mantan kiper Bayern Muenchen itu menepis dua peluang emas Dortmund, yakni tendangan Kevin Grosskreutz di menit 53 dan tandukan Subotic beberapa menit kemudian.
Di fase-fase akhir pertandingan, kembali Rensing lincah mengawal gawanngya. Rensi menepis sontekan Felipe Santana yang dilakukan di tengah kemelut di mulut gawang Koeln serta menepis sebuah kans Lewandowski.
Dortmund kemudian pun dipaksa puas dengan kemenangan satu gol ini saat wasit meniup peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan.
Susunan pemain
Dortmund: Weidenfeller; Piszczek, Subotic, Felipe Santana, Schmelzer; S. Bender, Sahin (Kehl 90); Goetze (da Silva 90), Lewandowski, Grosskreutz (Blaszczykowski 54); Barrios
Koeln: Rensing; Brecko, Mohamad, Pezzoni, Eichner; Petit (Ionita 76), Lanig; Jajalo, Podolski (Ehret 54), Clemens (Freis 81); Novakovic
READ MORE - Dortmund Lebarkan Jarak Menjadi 15 Poin
Bertanding di kandang sendiri, Signal Iduna Park, Sabtu (5/3/2011) dinihari WIB, Dortmund harus berterima kasih kepada Robert Lewandowski yang menjadi pencetak gol tunggal dalam pertandingan itu.
Kemenangan atas Koeln membuat Dortmund kini mengumpulkan 61 angka dari 25 pertandingan. Tim arahan Juergen Klopp itu unggul 15 poin atas tim peringkat kedua, Bayern Leverkusen, yang baru bermain 24 kali.
Jalannya pertandingan
Dortmund memegang kendali permainan dari awal, tetapi mereka harus meladeni pertahanan Koeln yang kokoh. Di menit 10, tendangan bebas Neven Subotic ditepis kiper lawan, Michael Rensing.
Delapan menit kemudian, Dortmund harus melihat sebuah peluang emas kembali gagal jadi gol. Kali ini, bola kiriman Sven Bender disepak oleh Lucas Barrios, tetapi bola disapu di garis gawang Koeln.
Namun ketangguhan barisan belakang Koeln rontok juga di menit 44. Kali ini, tendangan pelan Lewandowski dari dalam kotak penalti sukses merobek jala gawang Rensing.
Koeln harus berterima kasih kepada Rensing untuk tidak kebobolan lagi. Mantan kiper Bayern Muenchen itu menepis dua peluang emas Dortmund, yakni tendangan Kevin Grosskreutz di menit 53 dan tandukan Subotic beberapa menit kemudian.
Di fase-fase akhir pertandingan, kembali Rensing lincah mengawal gawanngya. Rensi menepis sontekan Felipe Santana yang dilakukan di tengah kemelut di mulut gawang Koeln serta menepis sebuah kans Lewandowski.
Dortmund kemudian pun dipaksa puas dengan kemenangan satu gol ini saat wasit meniup peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan.
Susunan pemain
Dortmund: Weidenfeller; Piszczek, Subotic, Felipe Santana, Schmelzer; S. Bender, Sahin (Kehl 90); Goetze (da Silva 90), Lewandowski, Grosskreutz (Blaszczykowski 54); Barrios
Koeln: Rensing; Brecko, Mohamad, Pezzoni, Eichner; Petit (Ionita 76), Lanig; Jajalo, Podolski (Ehret 54), Clemens (Freis 81); Novakovic
Label: Liga Jerman
;;
Subscribe to:
Postingan (Atom)